Kamis, 10 Juli 2014

Kaitan Pendidikan Dengan Rekreasi


PEMBAHSAN
2.1 Kaitan Pendidikan dan Rekreasi
            Pendidikan dan rekreasi adalah dua istilah yang memiliki makna berbeda. Namun, banyak orang mengklaim bahwa apabila pendidikan dalam arti luas maka pendidikan itu mencangkup rekreasi. Dengan interpretasi semancam ini perbedaan pendidikaan dengan rekreasi menjadi jelaa
s.
            Suatu pandangan konterporer, seperti yang di deskripsikan oleh Hutchinson meenjelaskan bahwa rekreasi merupakan bagia itegral dari proses pendidikan secara keseluruhan pandangan semacam ini didasarkan pada asumsi bahwa proses belajar terdiiri dari komponen-komponen yang dapat diterapkan  dalam berbagai situasi rekreasi. Sementara situasi belajar tidar tergantung pada situasi rekreasi.
            Hutchison memaparkan bahwa prinsip-prinsip pendididkan aktual dapat diterapkan dalam berbagai situasi. Elemen-elemen ini mencangkup hubungan individu dengan motivasi , pemahaman, prestasi dan transfer pada situasi lainya. Olehkarena itu rekreasi memiliki karakter informal, maka rekreasi dianggap sebagai sebuah mode untuk mencapai tujuan pendidikan.
            Dengan kemajuan diera modern sekarang ini, karakter dan ruang lingkup pendidikan telah diubah. Pendidikn tidak terbatas oleh kurikulum formal melainkan di perluas dengan pendidikan di luar sekolah seperti menggunakan alat komunikasi komputer. Bahkan di abad milineum sekarang orang dapat belajar melalui saluran internet yang jaringanya berskala dunia.
Para pioner pendidikan seperti Froebel dan Pestalozzi menekan kan bahwa kesenjangan antara bermain dan belajar pada perkembangan anak-anak sebagian besar ada pada masa dewasa. Hal ini di tentang bahwa aktivitas rekreasi disisipkan bukan pada kurikulum pendidikan.
Kegiatan rekreasi seekarang telah diterima sebgai bagian dari definisi umum mengenai proses belajar. Pertanyaanya sekarang ada seberapa valid dan reliabel seorang individu baru mempertimbangkan interpretasi ini. Semua bergantung pada kosep pendidikan, batasan, harapan dan tujuanya.      
2.2 Pengertian Pendidikan Rekreasi
Pendidikan Rekreasi adalah suatu program pendidikan non-formal yang menyediakan kesempatan bagi setiap individu untuk mengembangkan keterampilan jasmani, sikap sosial, mental kebiasaan dan penghayatan (psiko-sosial) dan keterampilan intelektual (kongnitif) secara harmonis dan proporsional yang pada gilirannya nanti akan membentuk kepribadian serta tingkah laku seseorang.
Kegiatan ini memberikan pengalaman langsung dilapangan melalui kegiatan-kegiatan seperti pendidikan di alam terbuka (out door education / school), misalnya study tour, perjalanan lapangan, dan pendidikan petualangan di alam terbuka (outdoor adventures education) serta kegiatan-kegiatan lainnya, seperti olahraga rekreatif, aktivitas permainan termasuk permainan tradisional dan kesenian, jenis-jenis aktivitas jasmani yang lainnya. Adapun pengertian pendidikan rekreasi lainnya adalah proses ajar melalui kegiatan rekreasi dan sekaligus pula sebagai proses ajar untuk menguasai aspek kognitif, afektif dan psikomotor. Istilah lainnya adalah pendidikan waktu luang .
Dalam pelaksanaanya, kegiatan rekreasi digunakan sebagai wahana atau pengalaman belajar. Melalui pengalaman belajar inilah, maka siswa sebagai peserta didik akan tumbuh dan berkembang guna mencapai tujuan pendidikan. Lebih lanjut, program ini pada dasarnya menganut prinsip belajar sambil melakukan sesuatu (learning by doing), belajar sambil mengulang-ngulang dan berusaha untuk memperbaiki (trial and refinement), serta menganut belajar selama hidup (long life learning).
Prinsip dari proses pembelajaran di alam terbuka atau luar kelas itu, pada hakekatnya memberikan kesempatan untuk memperoleh pengalaman langsung yang menyenangkan dan menarik (karena keunikannya, nilai dan spesifik) di lapangan, dalam rangka belajar membangun hubungan yang harmonis dengan lingkungan dan alam. Dalam kegiatan ini siswa dapat mempelajari beberapa hal, seperti dipaparkan oleh Bouckard (1991) sebagai berikut :
a. Konsep dan pengetahuan yang menarik tentang manusia dan alam sekitar.
b. Keterampilan membudayakan pola hidup sehat (pribadi dan lingkungan), kesejahteraan manusia dan lingkungan.
c. Mengembangkan sikap dan hubungan yang harmonis dengan lingkungan dan alam sekitar.
2.3 Pendidikan Rekreasi di Sekolah
            Fungsi sekolah dalam pendidikan rekreasi adalah penting dalam penyampaian program untuk me ningkatkan pemahaman dan pemanfaatan waktu luang dan rekreasi bagi para peserta didik. Fungsi rekreasi sebagai pengaruh kekuatan sosial, materi, dan metode pendidikan sam pentingnya.
            Salah sattu dampak yang cukup besar kegiatan rekreasi pada institusi pendidikaan adalah pengembangan sikap sosial. Pendidikan sekarang bersifat pememunahan akan fungsi kelembagaan yang harus membantu individu untuk memperluas sikap dan pemahaman tentang waktu luang, dan pengembangan skill.
            Dampak lain dari kegiatan rekreasi pada pendidikan adalah memahami tidak hanya etikaa bermain juga memahami makna perselisishan dan tekanan serta berupaya untuk mencari solusi.
2.4 Fungsi Sekolah
            Ada enam fungsi sekolah dalam pendidikan rekreasi sebagai berikut:
a.       sekolah harus mendidik anak pada waktu luang dengan kegiatan yang berfaedah. Ini  merupakan bagian esensi dari program pendidikan dengan tujuan pendidikan untuk membangun sikap, skill, pemahaman, dan sumberlain sebagai pengayaaan dan kreativitas.
b.      Sekolah harus mencapai artkulasi maksimal antara pembelajaran dan rekreasi.
c.       Sekolah harus menyalaraskan dan memobilisasi masyarakat untuk rekreasi. Tanggungjawab mendasar adalah membantu masyarakat mengembangkan kesadaran akan perlunya rekreasi dan membantu dalm organisasi dan mengembangkan sumberdaya alam dan manusia yang dapat dipakai untuk memenuhi kebutuhan.
d.      Sekolah harus mengembangkan rencana kerja sama mengenai fasilitas rekreasi.
e.       Pendidikan seharusnya menjadi pendorong, perangsang dan menghasilkan penelitian dalam rekrreasi. Menyediakan labolatorium dan sumber penelitian untuk evalwasi dan penelitian lainya.
f.       Pendidikan seharusnya memfokuskan pada penyiapan tenaga rekreasi yang profesional.
2.5 Fungsi Pendidikan Rekreasi
            Karena pendidikan rekreasi telah menjadi bagian integral dari proses pendidikan secara keeluruhan maka dalam pelaksanaanya pendidikan rekreasi memiliki fungsi yang mengacu pada tujuan pendidikan.
1.      Memperkaya wawasan dan pengetahuan dengam mengikuti kegiatan pendidikan rekreasi peserta didik akan memproleh pengetahuan dan wawasan yang akan melengkap pengayaan terhadap mata pelajaran lainya di sekolah.
2.      Meningkatkan ketrampilan, banyak sekali kegiatan rekreasi yang dapat meningkatkan ketrampilan seperti permainan tradisional, melukis, pekerjaan tangan, menari, dan sebagainya. Apabila kegiatan ini di lakukan secara teratur melalui pendidikan rekreasi peserta didik tidak akan merasa terpaksa.
3.      Menambah gairah belajar agar peserta didik gairah belajarnya meningkat, maka harus diberi waktu luang. Waktu luang dapat di manfaatkan untuk memulihkan kondisi yang sudah jenuh. Alangkah baiknya pemanfaatan waktu luang ini sifatnya mendidik seperti bermain simpai terbang atau bola lingkaran yang di kordinir oleh guru.
4.      Menubuhkan sikap hidup yang kreatif dan inovatif untuk dapat menumbuhkan  sifat hidup yang kreatif dan inovatif, peserta didik dapat diajak keluar kelas. Dengan disediakan peralatan seadanya mereka diminta membuat sesuatu yang mereka sukai.
5.      Membentuk kepribadian yang tangguh menjadi tujuan yang bisa dikembangkan dalam pendidikan rekreasi.
6.      Mensyukuri kebesaran tuhan, agar peserta didik lebih mensyukuri kebesaran tuhan, maka pendidikan rekreasi hyang dapat dikembangkan adalah mendaki gunung, pergi kekebun binatang, melihat gerhana bulan atau matahari.
7.      Menumbuhkan rasa cinta tanah air, sikap cinta tanah air dewasa ini mulai pudar, terutama dalam upaya mempersatukan perbadaan antara suku dinegara Indonesia. Dalam upaya menumbuhkan rasa cinta tanah air, pendidikan rekreasi dapat memfasilitasinya. Peserta didik daapat diajak mengunjungi daerah-daerah yang ada di indonesia dengan mendatangi taman mini indonesia indah. Ditempat ini peserta didik dapat mengenal budaya dan karakter masyarakatnya.
2.6 Ruang Lingkup Pendidikan Rekreasi
            Tujuan yang ingin dicapai dalam pendidikan rekreasi mencangkup pembinaan fisik, mental, sosial, emosional, intelektual, dan spiritual. Agar tujuan ini dapat dipenuhi, maka perlu disusun ruang lingkup pembelajaran yang serasi dengan karakteristik pendidikan rekreasi. Secara umum ruang lingkup pendidikan rekreasi terdiri dari dua segmen yaitu; (1) yang bersifat aktif dan (2) yang bersifat pasif.
1.      Ruang Lingkup Aktif
Pendidikan rekreasi dengan lingkup yang aktif artinya kegiatan yang memberikan kesenangan dan kepuasan bagi peserta didik memulai aktifitas yang mereka lakukan sendiri atau kelompok. Beberapa bentuk pendidikan rekreasi yang bersifat aktif sebagai berikut:
a.       Rekreasi melalui Olahraga
Kegiatan ini cenderung menggunakan aspek fisik. Tujuan adalah untuk memberikan pembinaan pada unsur fisik pada peserta didik. Kemenangan dalam kegiatan ini tidak menjadi tujuan utamanya. Kegiatan yang termasuk rekreasi olahraga adalah tenis, sepak bola, permainan tradisional, joging dan sebagainya. Pada mulanya semua kegiatan ini dilakukan sesuia dengan prinsip-prinsip rekreasi.
b.      Rekreasi melalui Seni dan Budaya
Setiap peserta didik memiliki kemampuan yang berbeda-beda. Seni merupakan kemampuan yang di peroleh sejak lahir. Kegiatan yang termasuk rekreasi melalui seni dan budaya adalah melukis, menyanyi, menari, seni peran dan bermain musik tradisional maupun modern. Semua kegiatan ini dapat dilakukan tanpa paksaan dan tujuan untuk memperoleh kepuasan pada anak didik.
c.       Rekreasi di Alam Terbuka
Kegiatan di alam terbuka telah menjadi salah satu ciri dalam pendidikan rekreasi. Peserta didik dapat dijadikan alam sebagai wahana untuk memperkaya wawasanya. Karna alam menyimpan jutaan  misteri, maka peserta didik akan dapat menemukan berbagai macam keunikan yang baru dilihatnya. Dalam pelaksanaannya kegiatan yang termaksuk rekreasi di alam terbuka adalah napak tilas, pendakian, petualangan di darat atau di air, berkemah dan pengamatan flora dan fauna.
d.      Rekreasi melalui Kegiatan Sosial
Di saat krisis multi dimensi sekarang ini menumbuhkan sikap sosial menjadi sesuatu hal yang sulit. Pendidikan rekreai dapat dipakai untuk menjembatani kesulitan itu. Contoh, dengan melalui kegiatan bakti sosial di lingkungan sekolah peserta didik dibina untuk memahami kesulitan dan kepentingan orang lain.

e.       Rekreasi melalui Kegiatan Keterampilan
Untuk menjadi seorang yang terampil dalam berbagai hal perlu ditumbuh kembangkan kesukaan terlebih dahulu terhadap kegiatan itu. Kegiatan keterampilan dapat di pakai untuk membina hobi dan kreativitas peserta didik karena apabila siswa sudah suka dan senang dengan kegiatan itu, maka untuk mengembangkannya menjadi terampil tidak sulit. Jadi bentuk rekreasi aktif ini dalam pelaksanaannya dapat di wujudkan melalui kegiatan krya wisata atau wisata sambil belajar. Wisata yang umumnya dilakukan para siswa di sekolah adalah wisata alam, wisata bahari, dan wisata karya. Kegiatan ini biasanya dilakukan pada musim liburan kuartal atau libran hari-hari besar. Namun tidak menutup kemungkinan untuk dilakukan pada waktu luang selain hari libur. Dimana peserta didik tidak ada kegiatan belajar mengajar atau sedang istirahat sekolah.

2.      Ruang Lingkup Pasif
Hiburan merupakan salah bentuk pendidikan rekreasi dengan lingkup yang pasif. Dalam hal ini peserta didik dapat memperoleh kesenangan tanpa melakukan kegiatan dari dirinya. Bentuk pendidikan rekreasi pasif sebagai berikut:
a.       Rekreasi melalui bacaan
Membaca termasuk kegiatan pasif, bisa dalam bentuk mendengarkan cerita yang dibacakan orang lain atau memabaca sendiri untuk membangkitkan kegemaran membaca keapada peserta didik, guru dapat menggiringnya ketempat yang banyak menyediakan buku bacaan seperti perpustakaan, toko, buku, pameran buku, dan penerbit buku, melihat benda- benda bersejarah, melihat stand pendidikan, atau koran. Semakin lama ketertarikan terhadap buku bacaan semakin bertambah dan akhirnya mereka menjadi orang yang gemar membaca.
b.      Rekreasi melalui Pertujukan
Tontonan sekarang ini sudah menjadi tuntunan. Peserta didik dapat diarahkan melalui pendidiakan rekreasi berupa pertunjukan atau tontonan yang positif. Tontonan yang tepat untuk pertumbuhan dan perkembangan peserta didiknya, maka dampaknya akan bersifat positif. Sebaliknya tontonan yang kurang mendidik akan berdampak negatif.
c.       Rekreasi melalui Musik
Mendengarkan musik melalui radio atau televisi menjadi salah satu kegiatan rekrasi. Karena pendidikan reakreasi merupakan proses pendidikan disekolah pada waktu luang, maka peserta didik dapat mengembangkan apresianya terhadap seni musik. Kepuasan dan kesenangan yang diperoleh dari mendengarkan musik itu dapat secara berangsur-angsur diarahkan terhadat aspek pemahaman. Bahkan biasanya karena senang dengan lagu itu mereka dapat menyanyikannya meskipun dengan suara seadanya
2.7 Hubungan Rekreasi dengan Pendidikan Jasmani
Ada kesalah pahaman bahwa rekraeasi sinonim dengan pendidikan jasmani. Sering kali diyakini bahwa peserta didik yang melakukan permainan selama pelajaran pendidikan jasmanai dikategorikan sebagai kegiatan pendidikan jasmani. Namun, apabila mereka melakukannya setelah jam sekolah disebut rekreasi.
Jadi pendidikan jasmani  dan rekreasi identik dalam hal usaha membangkitkan peserta didik untuk beraktivitas.
Dalam banayak hal pendidikan jasmani menjadi integral dari kurikulum sekolah. Undang-undang pendidikan telah mengatur mengenai wajib belajar bagi para siswa.
Pendidikan jasmani merupakan mata pelajaran yang sama wajibnya dengan mata pelajaran sejarah, bahasa,  matematikan dan ilmu pengetahuan alam.
Pembelajaran pendidikan jasmani dicurahkan secara khusus pada aktivitas  yang menggunakan oto-otot besar dan otot-otot kecil yang diserasikan dengan tujuan gerak tubuh, perkembangan fisik dan kesehatan. Suatau hal yang penting dari pendidikan jasamani adalah juga terkait dengan kepedulian akan masalah kesehatan diri dan masyaraka.
Nilai keterampilan pendidikan jasamani pendidikan jasmani melalui kegiatan rekreasi masyarakat. Yang termasuk kegiatan rekreasi meliputi aspek fisik, sosial, budaya, estetika, atau mental
Pendidikan jasmani dan rekreasi dapat diwujudkan dan diartikan ke dalam nilai-nilai individu yang membuat hidup lebih makna.
















BAB III
PENUTUP
 3.1 Kesimpulan
            Pendidikan dan rekreasi adalah dua istilah yang memiliki makna berbeda. Banyak orang mengklaim bahwa apabila pendidikan dalam arti luas maka pendidikan itu mencangkup rekreasi. Dengan interpretasi semancam ini perbedaan pendidikaan dengan rekreasi menjadi jelaas.
 Pendidikan Rekreasi adalah suatu program pendidikan non-formal yang menyediakan kesempatan bagi setiap individu untuk mengembangkan keterampilan jasmani, sikap sosial, mental kebiasaan dan penghayatan (psiko-sosial) dan keterampilan intelektual (kongnitif) secara harmonis dan proporsional yang pada gilirannya nanti akan membentuk kepribadian serta tingkah laku seseorang.
Fungsi sekolah dalam pendidikan rekreasi adalah penting dalam penyampaian program untuk me ningkatkan pemahaman dan pemanfaatan waktu luang dan rekreasi bagi para peserta didik.
Tujuan yang ingin dicapai dalam pendidikan rekreasi mencangkup pembinaan fisik, mental, sosial, emosional, intelektual, dan spiritual.
 3.2 Saran
Semoga dengan disusunnya makalah ini, diharapkan bagi para pembaca bisa menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari betapa pentingnya peranan pendidikan rekreasi dalam kehidupan masyarakat.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar