PEMBAHSAN
2.1 Kaitan Pendidikan
dan Rekreasi
Pendidikan dan rekreasi
adalah dua istilah yang memiliki makna berbeda. Namun, banyak orang mengklaim
bahwa apabila pendidikan dalam arti luas maka pendidikan itu mencangkup
rekreasi. Dengan interpretasi semancam ini perbedaan pendidikaan dengan
rekreasi menjadi jelaa
s.
s.
Suatu pandangan konterporer, seperti
yang di deskripsikan oleh Hutchinson meenjelaskan bahwa rekreasi merupakan
bagia itegral dari proses pendidikan secara keseluruhan pandangan semacam ini
didasarkan pada asumsi bahwa proses belajar terdiiri dari komponen-komponen
yang dapat diterapkan dalam berbagai
situasi rekreasi. Sementara situasi belajar tidar tergantung pada situasi
rekreasi.
Hutchison memaparkan bahwa
prinsip-prinsip pendididkan aktual dapat diterapkan dalam berbagai situasi.
Elemen-elemen ini mencangkup hubungan individu dengan motivasi , pemahaman,
prestasi dan transfer
pada situasi lainya. Olehkarena itu rekreasi memiliki karakter informal, maka
rekreasi dianggap sebagai sebuah mode untuk mencapai tujuan pendidikan.
Dengan kemajuan diera modern sekarang
ini, karakter dan ruang lingkup pendidikan telah diubah. Pendidikn tidak
terbatas oleh kurikulum
formal melainkan di perluas dengan pendidikan di luar sekolah seperti
menggunakan alat komunikasi komputer. Bahkan di abad milineum sekarang orang
dapat belajar melalui saluran internet yang jaringanya berskala dunia.
Para
pioner pendidikan seperti Froebel dan Pestalozzi menekan kan bahwa kesenjangan
antara bermain dan belajar pada perkembangan anak-anak sebagian besar ada pada
masa dewasa. Hal ini di tentang bahwa aktivitas rekreasi disisipkan bukan pada
kurikulum pendidikan.
Kegiatan
rekreasi seekarang telah diterima sebgai bagian dari definisi umum mengenai
proses belajar. Pertanyaanya sekarang ada seberapa valid dan reliabel seorang
individu baru mempertimbangkan interpretasi ini. Semua bergantung pada kosep
pendidikan, batasan, harapan dan tujuanya.
2.2 Pengertian
Pendidikan Rekreasi
Pendidikan
Rekreasi adalah suatu program pendidikan non-formal yang menyediakan kesempatan
bagi setiap individu untuk mengembangkan keterampilan jasmani, sikap sosial,
mental kebiasaan dan penghayatan (psiko-sosial)
dan keterampilan intelektual (kongnitif)
secara harmonis dan proporsional yang pada gilirannya nanti akan membentuk
kepribadian serta tingkah laku seseorang.
Kegiatan ini
memberikan pengalaman langsung dilapangan melalui kegiatan-kegiatan seperti
pendidikan di alam terbuka (out door
education / school), misalnya study tour, perjalanan lapangan, dan
pendidikan petualangan di alam terbuka (outdoor adventures education)
serta kegiatan-kegiatan lainnya, seperti olahraga rekreatif, aktivitas
permainan termasuk permainan tradisional dan kesenian, jenis-jenis aktivitas
jasmani yang lainnya. Adapun pengertian pendidikan rekreasi lainnya adalah
proses ajar melalui kegiatan rekreasi dan sekaligus pula sebagai proses ajar
untuk menguasai aspek kognitif, afektif dan psikomotor. Istilah lainnya adalah
pendidikan waktu luang .
Dalam
pelaksanaanya, kegiatan rekreasi digunakan sebagai wahana atau pengalaman belajar.
Melalui pengalaman belajar inilah, maka siswa sebagai peserta didik akan tumbuh
dan berkembang guna mencapai tujuan pendidikan. Lebih lanjut, program ini pada
dasarnya menganut prinsip belajar sambil melakukan sesuatu (learning by doing), belajar sambil
mengulang-ngulang dan berusaha untuk memperbaiki (trial and refinement), serta menganut belajar selama hidup (long life learning).
Prinsip dari
proses pembelajaran di alam terbuka atau luar kelas itu, pada hakekatnya
memberikan kesempatan untuk memperoleh pengalaman langsung yang menyenangkan
dan menarik (karena keunikannya, nilai dan spesifik) di lapangan, dalam
rangka belajar membangun hubungan yang harmonis dengan lingkungan dan alam.
Dalam kegiatan ini siswa dapat mempelajari beberapa hal, seperti dipaparkan
oleh Bouckard (1991)
sebagai berikut :
a. Konsep
dan pengetahuan yang menarik tentang manusia dan alam sekitar.
b.
Keterampilan membudayakan pola hidup sehat (pribadi dan lingkungan),
kesejahteraan manusia dan lingkungan.
c.
Mengembangkan sikap dan hubungan yang harmonis dengan lingkungan dan alam
sekitar.
2.3 Pendidikan Rekreasi
di Sekolah
Fungsi sekolah dalam
pendidikan rekreasi adalah penting dalam penyampaian program untuk me
ningkatkan pemahaman dan pemanfaatan waktu luang dan rekreasi bagi para peserta
didik. Fungsi rekreasi sebagai pengaruh kekuatan sosial, materi, dan metode
pendidikan sam pentingnya.
Salah sattu dampak yang cukup besar
kegiatan rekreasi pada institusi pendidikaan adalah pengembangan sikap sosial.
Pendidikan sekarang bersifat pememunahan akan fungsi kelembagaan yang harus
membantu individu untuk memperluas sikap dan pemahaman tentang waktu luang, dan
pengembangan skill.
Dampak lain dari kegiatan rekreasi
pada pendidikan adalah memahami tidak hanya etikaa bermain juga memahami makna
perselisishan dan tekanan serta berupaya untuk mencari solusi.
2.4 Fungsi Sekolah
Ada enam fungsi sekolah
dalam pendidikan rekreasi sebagai berikut:
a. sekolah
harus mendidik anak pada waktu luang dengan kegiatan yang berfaedah. Ini merupakan bagian esensi dari program
pendidikan dengan tujuan pendidikan untuk membangun sikap, skill, pemahaman,
dan sumberlain sebagai pengayaaan dan kreativitas.
b. Sekolah
harus mencapai artkulasi maksimal antara pembelajaran dan rekreasi.
c. Sekolah
harus menyalaraskan dan memobilisasi masyarakat untuk rekreasi. Tanggungjawab
mendasar adalah membantu masyarakat mengembangkan kesadaran akan perlunya
rekreasi dan membantu dalm organisasi dan mengembangkan sumberdaya alam dan
manusia yang dapat dipakai untuk memenuhi kebutuhan.
d. Sekolah
harus mengembangkan rencana kerja sama mengenai fasilitas rekreasi.
e. Pendidikan
seharusnya menjadi pendorong, perangsang dan menghasilkan penelitian dalam
rekrreasi. Menyediakan labolatorium dan sumber penelitian untuk evalwasi dan
penelitian lainya.
f. Pendidikan
seharusnya memfokuskan pada penyiapan tenaga rekreasi yang profesional.
2.5 Fungsi Pendidikan
Rekreasi
Karena
pendidikan rekreasi telah menjadi bagian integral dari proses pendidikan secara
keeluruhan maka dalam pelaksanaanya pendidikan rekreasi memiliki fungsi yang
mengacu pada tujuan pendidikan.
1. Memperkaya wawasan dan pengetahuan dengam
mengikuti kegiatan pendidikan rekreasi peserta didik akan memproleh pengetahuan
dan wawasan yang akan melengkap pengayaan terhadap mata pelajaran lainya di
sekolah.
2. Meningkatkan
ketrampilan, banyak sekali kegiatan rekreasi yang dapat meningkatkan
ketrampilan seperti permainan tradisional, melukis, pekerjaan tangan, menari,
dan sebagainya. Apabila kegiatan ini di lakukan secara teratur melalui
pendidikan rekreasi peserta didik tidak akan merasa terpaksa.
3. Menambah
gairah belajar agar peserta didik gairah belajarnya meningkat, maka harus
diberi waktu luang. Waktu luang dapat di manfaatkan untuk memulihkan kondisi
yang sudah jenuh. Alangkah baiknya pemanfaatan waktu luang ini sifatnya
mendidik seperti bermain simpai terbang atau bola lingkaran yang di kordinir
oleh guru.
4. Menubuhkan
sikap hidup yang kreatif dan inovatif untuk dapat menumbuhkan sifat hidup yang kreatif dan inovatif,
peserta didik dapat diajak keluar kelas. Dengan disediakan peralatan seadanya
mereka diminta membuat sesuatu yang mereka sukai.
5. Membentuk
kepribadian yang tangguh menjadi tujuan yang bisa dikembangkan dalam pendidikan
rekreasi.
6. Mensyukuri
kebesaran tuhan, agar peserta didik lebih mensyukuri kebesaran tuhan, maka
pendidikan rekreasi hyang dapat dikembangkan adalah mendaki gunung, pergi
kekebun binatang, melihat gerhana bulan atau matahari.
7. Menumbuhkan
rasa cinta tanah air, sikap cinta tanah air dewasa ini mulai pudar, terutama
dalam upaya mempersatukan perbadaan antara suku dinegara Indonesia. Dalam upaya
menumbuhkan rasa cinta tanah air, pendidikan rekreasi dapat memfasilitasinya.
Peserta didik daapat diajak mengunjungi daerah-daerah yang ada di indonesia
dengan mendatangi taman mini indonesia indah. Ditempat ini peserta didik dapat
mengenal budaya dan karakter masyarakatnya.
2.6 Ruang Lingkup
Pendidikan Rekreasi
Tujuan yang ingin
dicapai dalam pendidikan rekreasi mencangkup pembinaan fisik, mental, sosial,
emosional, intelektual, dan spiritual. Agar tujuan ini dapat dipenuhi, maka
perlu disusun ruang lingkup pembelajaran yang serasi dengan karakteristik
pendidikan rekreasi. Secara umum ruang lingkup pendidikan rekreasi terdiri dari
dua segmen yaitu; (1) yang bersifat aktif dan (2) yang bersifat pasif.
1.
Ruang
Lingkup Aktif
Pendidikan
rekreasi dengan lingkup yang aktif artinya kegiatan yang memberikan kesenangan
dan kepuasan bagi peserta didik memulai aktifitas yang mereka lakukan sendiri
atau kelompok. Beberapa bentuk pendidikan rekreasi yang bersifat aktif sebagai
berikut:
a. Rekreasi
melalui Olahraga
Kegiatan ini cenderung
menggunakan aspek fisik. Tujuan adalah untuk memberikan pembinaan pada unsur
fisik pada peserta didik. Kemenangan dalam kegiatan ini tidak menjadi tujuan
utamanya. Kegiatan yang termasuk rekreasi olahraga adalah tenis, sepak bola,
permainan tradisional, joging dan sebagainya. Pada mulanya semua kegiatan ini
dilakukan sesuia dengan prinsip-prinsip rekreasi.
b. Rekreasi
melalui Seni dan Budaya
Setiap peserta didik
memiliki kemampuan yang berbeda-beda. Seni merupakan kemampuan yang di peroleh
sejak lahir. Kegiatan yang termasuk rekreasi melalui seni dan budaya adalah
melukis, menyanyi, menari, seni peran dan bermain musik tradisional maupun
modern. Semua kegiatan ini dapat dilakukan tanpa paksaan dan tujuan untuk
memperoleh kepuasan pada anak didik.
c. Rekreasi
di Alam Terbuka
Kegiatan di alam
terbuka telah menjadi salah satu ciri dalam pendidikan rekreasi. Peserta didik
dapat dijadikan alam sebagai wahana untuk memperkaya wawasanya. Karna alam
menyimpan jutaan misteri, maka peserta
didik akan dapat menemukan berbagai macam keunikan yang baru dilihatnya. Dalam
pelaksanaannya kegiatan yang termaksuk rekreasi di alam terbuka adalah napak
tilas, pendakian, petualangan di darat atau di air, berkemah dan pengamatan
flora dan fauna.
d. Rekreasi
melalui Kegiatan Sosial
Di saat krisis multi
dimensi sekarang ini menumbuhkan sikap sosial menjadi sesuatu hal yang sulit.
Pendidikan rekreai dapat dipakai untuk menjembatani kesulitan itu. Contoh,
dengan melalui kegiatan bakti sosial di lingkungan sekolah peserta didik dibina
untuk memahami kesulitan dan kepentingan orang lain.
e. Rekreasi
melalui Kegiatan Keterampilan
Untuk menjadi seorang
yang terampil dalam berbagai hal perlu ditumbuh kembangkan kesukaan terlebih
dahulu terhadap kegiatan itu. Kegiatan keterampilan dapat di pakai untuk
membina hobi dan kreativitas peserta didik karena apabila siswa sudah suka dan
senang dengan kegiatan itu, maka untuk mengembangkannya menjadi terampil tidak
sulit. Jadi bentuk rekreasi aktif ini dalam pelaksanaannya dapat di wujudkan
melalui kegiatan krya wisata atau wisata sambil belajar. Wisata yang umumnya
dilakukan para siswa di sekolah adalah wisata alam, wisata bahari, dan wisata
karya. Kegiatan ini biasanya dilakukan pada musim liburan kuartal atau libran
hari-hari besar. Namun tidak menutup kemungkinan untuk dilakukan pada waktu
luang selain hari libur. Dimana peserta didik tidak ada kegiatan belajar
mengajar atau sedang istirahat sekolah.
2.
Ruang
Lingkup Pasif
Hiburan merupakan salah bentuk
pendidikan rekreasi dengan lingkup yang pasif. Dalam hal ini peserta didik
dapat memperoleh kesenangan tanpa melakukan kegiatan dari dirinya. Bentuk
pendidikan rekreasi pasif sebagai berikut:
a. Rekreasi
melalui bacaan
Membaca termasuk
kegiatan pasif, bisa dalam bentuk mendengarkan cerita yang dibacakan orang lain
atau memabaca sendiri untuk membangkitkan kegemaran membaca keapada peserta
didik, guru dapat menggiringnya ketempat yang banyak menyediakan buku bacaan
seperti perpustakaan, toko, buku, pameran buku, dan
penerbit buku, melihat benda- benda bersejarah, melihat stand pendidikan, atau
koran. Semakin lama ketertarikan terhadap buku bacaan semakin bertambah dan
akhirnya mereka menjadi orang yang gemar membaca.
b. Rekreasi
melalui Pertujukan
Tontonan sekarang ini
sudah menjadi tuntunan. Peserta didik dapat diarahkan melalui pendidiakan
rekreasi berupa pertunjukan atau tontonan yang positif. Tontonan yang tepat untuk
pertumbuhan dan perkembangan peserta didiknya, maka dampaknya akan bersifat
positif. Sebaliknya tontonan yang kurang mendidik akan berdampak negatif.
c. Rekreasi
melalui Musik
Mendengarkan musik
melalui radio atau televisi menjadi salah satu kegiatan rekrasi. Karena
pendidikan reakreasi merupakan proses pendidikan disekolah pada waktu luang,
maka peserta didik dapat mengembangkan apresianya terhadap seni musik. Kepuasan
dan kesenangan yang diperoleh dari mendengarkan musik itu dapat secara
berangsur-angsur diarahkan terhadat aspek pemahaman. Bahkan biasanya karena
senang dengan lagu itu mereka dapat menyanyikannya meskipun dengan suara
seadanya
2.7 Hubungan Rekreasi
dengan Pendidikan Jasmani
Ada
kesalah pahaman bahwa rekraeasi sinonim dengan pendidikan jasmani. Sering kali
diyakini bahwa peserta didik yang melakukan permainan selama pelajaran
pendidikan jasmanai dikategorikan sebagai kegiatan pendidikan jasmani. Namun,
apabila mereka melakukannya setelah jam sekolah disebut rekreasi.
Jadi
pendidikan jasmani dan rekreasi identik
dalam hal usaha membangkitkan peserta didik untuk beraktivitas.
Dalam
banayak hal pendidikan jasmani menjadi integral dari kurikulum sekolah.
Undang-undang pendidikan telah mengatur mengenai wajib belajar bagi para siswa.
Pendidikan
jasmani merupakan mata pelajaran yang sama wajibnya dengan mata pelajaran
sejarah, bahasa, matematikan dan ilmu pengetahuan alam.
Pembelajaran
pendidikan jasmani dicurahkan secara khusus pada aktivitas yang menggunakan oto-otot besar dan otot-otot
kecil yang diserasikan dengan tujuan gerak tubuh, perkembangan fisik dan
kesehatan. Suatau hal yang penting dari pendidikan jasamani adalah juga terkait
dengan kepedulian akan masalah kesehatan diri dan masyaraka.
Nilai
keterampilan pendidikan jasamani pendidikan jasmani melalui kegiatan rekreasi
masyarakat. Yang termasuk kegiatan rekreasi meliputi aspek fisik, sosial, budaya, estetika, atau mental
Pendidikan
jasmani dan rekreasi dapat diwujudkan dan diartikan ke dalam nilai-nilai
individu yang membuat hidup lebih makna.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pendidikan
dan rekreasi adalah dua istilah yang memiliki makna berbeda. Banyak orang
mengklaim bahwa apabila pendidikan dalam arti luas maka pendidikan itu
mencangkup rekreasi. Dengan interpretasi semancam ini perbedaan pendidikaan
dengan rekreasi menjadi jelaas.
Pendidikan Rekreasi adalah suatu
program pendidikan non-formal yang menyediakan kesempatan bagi setiap individu
untuk mengembangkan keterampilan jasmani, sikap sosial, mental kebiasaan dan
penghayatan (psiko-sosial)
dan keterampilan intelektual (kongnitif)
secara harmonis dan proporsional yang pada gilirannya nanti akan membentuk
kepribadian serta tingkah laku seseorang.
Fungsi
sekolah dalam pendidikan rekreasi adalah penting dalam penyampaian program
untuk me ningkatkan pemahaman dan pemanfaatan waktu luang dan rekreasi bagi
para peserta didik.
Tujuan
yang ingin dicapai dalam pendidikan rekreasi mencangkup pembinaan fisik,
mental, sosial, emosional, intelektual, dan spiritual.
3.2 Saran
Semoga dengan disusunnya makalah ini, diharapkan bagi para
pembaca bisa menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari betapa pentingnya
peranan pendidikan rekreasi dalam kehidupan masyarakat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar